Hal pertama yang akan muncul di benak kalian pasti “loh kok bisa?” iya, ‘kan? Saya jelas tahu persis ekspresi kalian. Ya memang seperti itulah nyatanya, bagaimanapun juga kalian enggak bisa menolak fakta itu. Hmm … sebelum masuk ke pembahasan, yuk kita review singkat film ini. Zootopia yang merupakan film animasi produksi Disney dan disutradarai oleh Byron Howard ini bercerita tentang kisah kelinci kecil Judy Hopps yang bercita-cita menjadi polisi kelinci pertama yang akan menjadikan dunia lebih baik. Singkat cerita dalam upaya memecahkan kasus hilangnya 12 mamalia, Judy dibantu oleh rubah licik bernama Nick Wilde. Dalam perjalanannya mereka menghadapi banyak hal dari klub yoga hingga konspirasi.
Seperti itulah sedikit review dari Zootopia. Oh iya, sedikit tambahan, Zootopia ini mengangkat isu tentang kesetaraan dan juga pantang menyerah. Coba saja cek di website-website pasti kebanyakan akan membahasa tentang itu. Namun, di sini saya akan mengambil sudut pandang lain dari para reviewer kebanyakan, yaitu detail-detail kecil yang ada dalam scene Zootopia ini. Pastinya detail ini menjadi evidence saya dalam membuktikan narasi judul saya di atas.
Kita mulai dari awal cerita setelah pentas drama selesai, Hopps kecil mencoba menolong temannya yang sedang di-bully oleh Gideon Grey, seekor rubah gempal, tetapi nahas Judy kecil terlibat perkelahian dengannya. Ya walaupun dalam serial atau film kartun Disney tidak jarang disajikan scene perkelahian, tapi menurut saya adegan perundungan seperti itu kurang pantas dipertontonkan untuk konsumsi anak-anak. Meskipun dengan tujuan sebagai media pembelajaran, tapi tetap saja penggambarannya cukup jelas.
Lalu, scene klub yoga naturalis, hmm … memang kalau dilihat sekilas akan terlihat biasa saja, toh hewan mau pakai baju atau tidak enggak mungkin juga bakal menimbulkan birahi, eh kecuali fetish-nya memang sama hewan, ups. Coba ditelaah lebih dalam, pada scene ini Hopps terkejut melihat mereka telanjang, lalu Nick berkata, “In Zootopia anyone can be anything” (di Zootopia siapa pun bisa menjadi apa saja). Ada yang tahu maksudnya? Yups, ini adalah kampanye propaganda liberal seperti agenda-agenda lain, kemarin karakter Spongebob digambarkan sebagai simbol gay dan Avatar Korra sebagai biseksual pada perayaan hari LGBT internasional. Begitu pun pada animasi ini digambarkan bahwa semua bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan bahkan untuk telanjang pun dan tidak ada yang protes.
Selanjutnya, adegan Flash si kukang tercepat di Departemen Kendaraan Bermotor. Hmm … saya cukup ragu menempatkan ini atau tidak tapi ya sudah mari kita bahas. Honestly, scene ini tidak ada unsur violence, bullying atau perbuatan tercela lain, tapi di sini digambarkan sebuah kegiatan orang dewasa yang literally membosankan yaitu mengurus berkas apalagi dalam kurun waktu lama. Saya pribadi tidak tahu kenapa petugas administrasinya digambarkan dengan seekor kukang, mungkin ini sebuah satire atau cuman bercandaan biasa kalau mengurus berkas itu lama banget apalagi di Indonesia.
Yuk lanjut! Scene berikutnya adalah scene penyewaan limosin mewah. Tepat setelah dari Departemen Kendaraan Bermotor, mereka masuk ke daerah parkir limo di daerah distrik Tundra. Lagi dan lagi bak pembawa sial, semenjak bersama Hopps dia terus mendapatkan kerepotan dan mereka pun ditangkap oleh dua beruang kutub, yang usut punya usut adalah anak buah Mr. Big korban penipuan Nick yang secara kebetulan adalah pemilik penyewaan limo sekaligus bos mafia. Mau dipoles seperti apapun scene ini akan terlihat seperti film The Raid 2: Berandal. Loh kok bisa? Ya jelas bisa! kondisi di mana seorang polisi menyelidiki kasus lalu berurusan dengan mafia adalah hal yang paling dark dan mengerikannya kondisi seperti ini benar-benar ada didunia nyata. Kalian bisa saja mati atau yang lebih buruk lagi keluarga kalian akan kena imbasnya, ihhhh … ngeri pokoknya!
Nah berikutnya adalah politik praktis, yap, sudah saya bilang animasi ini bakal terlihat lebih berat dari kelihatannya kalau ditelaah lebih jauh. Dalam serial ini terlihat dengan jelas dalam percakapan Judy, Nick, dan Wakil Wali Kota Bellwether. Mrs. Bellwether berkata, “Oh this is so exciting. Actually … I mean … you know I never getting to do anything this important.” (Oh ini sangat menarik. Sebenarnya … maksudku … Anda tahu saya tidak pernah melakukan hal sepenting ini) lalu Judy menimpali, “But you’re an Assistant Mayor of Zootopia.” (Tetapi Anda adalah Wakil Wali Kota Zootopia) dan Mrs. Bellwether menjawab, “Oh one more of glorified secretary … I think Mayor Lionheart just wanted the sheep vote.” (Oh aku hanya seperti sekretaris pujaan … aku pikir Wali Kota Lionheart hanya menginginkan pemilihan domba). Nah, terlihat dengan jelas bukan bukti politik praktis ditayangkan di animasi ini, hmm tidak usah dijelaskan kalian tahukan maksudnya. Ya pokoknya itu agak sensitif deh, hoho.
Terakhir, saya pribadi bingung menggolongkan ini ke politik atau apa, tapi ya sudah deh yuk kita bahas. Nah, terakhir ini bagian di mana Wali Kota Lionheart tertangkap menyembunyikan seluruh mamalia yang hilang. Dalam penangkapannya, wali kota berkata kalau intinya semua ini untuk melindungi Zootopia, lalu dijelaskan lagi kalau semua ini masih menjadi misteri dan kalau isu ini keluar ke permukaan bisa menghancurkan Zootopia. Dalam pemerintahan, sebagai pemimpin kita tidak bisa main sebarkan informasi ke masyarakat karena dikhawatirkan malah akan menimbulkan kekacauan atau kepanikan yang ditakutkan bisa merusak tatanan yang terbentuk saat ini, misal karena takut ekonomi jadi kacau, sosial politik juga bisa kacau. Eh, kok jatuhnya jadi politik ya, berarti ini nyambung sama poin di atas, wkwkwkwk.
Ya begitulah fakta-fakta atau bukti kalau animasi ini kental unsur dewasa. Walau begitu animasi ini recommended banget buat ditonton bareng sama keluarga. Banyak pelajaran yang baik buat anak-anak terutama soal pantang menyerah dan toleransi. Apalagi animasi ini mendapatkan poin 8 dari 10 menurut IMDB dan berhasil memenangkan satu piala Oscar, jadi recommended banget deh.
Oleh: M. Novianto Ichsanudin