Suaranya terdengar begitu lantang
memekik sunyi kesepian, merasuki lorong kegelapan
mendebarkan hati yang gersang.
Diantara riuh gempita ruang pikiran
dia mampu memusatkan perhatian
mencuri seluruh arti keindahan
meninggalkan cerita-cerita kesedihan.
Di dalam sorot matanya memancarkan kedamaian
seperti sebuah cahaya yang menyelisik diantara gelap,
menguatkan asa yang pernah patah rasa.
Peluk, usap, dan genggam itu menghangatkan
jiwa yang temaram, hati yang karam,
yang hampir binasa setelah menenggak kekecewaan.
Dialah, dialah yang menikam sunyi
mendatangkan ramai dan damai
yang asing selama ini.
by: Denies Vey