Kampus merupakan tempat para mahasiswa mencari ilmu pengetahuan agar dapat berfikir kritis serta mengabdi kepada masyarakat. Salah satunya yaitu di semester 6 mahasiswa sudah saatnya memikirkan program kerja untuk semester depan, yakni KKN (Kuliah Kerja Nyata). Baik bersifat mandiri atau reguler, kegiatan tersebut dilakukan di lingkungan masyarakat baik di dalam atau luar daerah setempat. Ini tujuannya untuk menggali bagaimana mahasiswa dapat berperan langsung di masyarakat setempat.
Pada saat acara wisuda, Sabtu (28/4) lalu terlihat banyak sekali pedagang dadakan yang membuat lapak-lapak di sekitar Graha. Tentu hal ini lazim kita jumpai saat acara wisuda, namun kali ini ada yang berbeda. Sebuah lapak jajanan bertuliskan “KKN Mandiri Temanggung” di kertas A4 menarik perhatianku.
Mengenai keterkaitan masalah dana untuk KKN diantaranya yakni mengapa berjualan barang mengatasnamakan kelompok KKN? Dan apakah kaitannya dengan KKN, uang tersebut digunakan untuk apa saja?
Diana, Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah berpendapat, “yang namanya Kuliah Kerja Nyata Mandiri itu memang semuanya serba mandiri. Mulai dari mencari tempat, perijinan tempat, pengurusan administrasi, dan biaya sendiri dan pasti biaya KKN mandiri lebih banyak biayanya dibanding dengan KKN reguler. Langkah seperti itulah yang banyak dilakukan para kelompok-kelompok KKN seperti kelompok saya sendiri.”
Sementara itu, biaya untuk transportasi, logistik dan juga membuat acara atau kegiatan di tempat KKN Mandiri selama sebulan pasti lebih besar, karena harus bersifat inovatif dibanding KKN reguler. Melihat banyaknya anggaran yang harus dikeluarkan, tidak mungkin kalau hanya mengandalkan biaya iuran dari individu kelompoknya, tapi juga perlu adanya tambahan dana. Inisiatif dari kelompok KKN mandiri diantaranya ada yang mengajukan proposal, mencari sponsor dan berjualan.
Kegiatan KKN sangat diwajibkan bagi semua mahasiswa, untuk bekal mereka di lingkungan masyarakat sosial. Kegiatan tersebut dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman mengabdi kepada masyarakat serta mampu memiliki hal-hal yang kritis terhadap orang sekitar. Peluang untuk mencari pengalaman dari lingkungan terdekat mampu membuat mahasiswa bergerak ke depan untuk mengembangkan inovasi atau motivasi baik itu untuk anak-anak maupun orang tua. Di sinilah peran mahasiswa sangat penting sebagai generasi penerus bangsa. (Anfal)