Title: All the President’s Men
Genre: Detective, History
Director: Alan J. Pakula
Producer: Walter Coblenz
Writer: Carl Bernstein and Bob Woodward
Actor: Dustin Hoffman, Robert Redford, Jason Robards, Jack Warden, Hal Holbrook, Jane Alexander, Martin Balsam
Release: April 1976
Language: English
Production: Warner Bros
Banyak mata memandang Negara Amerika luput dari masalah yang melanda, terutama mengenai politik di pemerintahan. Negara yang dikenal dengan Negara Adi Kuasa, dan belum terkalahkan dengan berbagai negara lain di dunia. The Wasington Post menugaskan Bob Woodward yang termasuk wartawan baru dan Carl Berstain seorang wartawan lawas untuk menginvestigasi sebuah kasus. Kasus ini akan menggugurkan stereotype masyarakat yang berkembang tentang Negara Amerika terutama masalah politiknya.
Pada suatu pada tahun 1972, terjadi penyelundupan dan pencurian di Partai Nasional Demokrat yang dianggap hal sepele tetapi mengakibatkan polemik Presiden Amerika Richard Nixon mengudurkan diri. Banyak masyarakat yang sebelumnya mengabaikan dan mengacuhkan berita yang ditulis oleh Bernstein dan Woodward tetapi sekarang mereka mencoba untuk membaca dan mencari tahu. Apa yang sebenarnya terjadi di kompleks Watergate yang terkenal itu? Sebuah sejarah yang memukul masyarakat Amerika dan mengguncang dunia. Kasus yang dapat memukul mundur presiden Amerika itu.
Asal mula polemik muncul ketika ada lima orang yang dianggap mencuri di kompleks Watergate, penjaga keamanan memergoki mereka, akhirnya mereka tertangkap. Keesokan harinya kedua wartawan tersebut diberi tugas oleh editor Ben Bradlee Wasington Post untuk menyelidiki kasus pencuriannya. Carl Bernstein masih ragu dengan kemampuannya Bob Woodward, karena masih terbilang kencur untuk meliput kasus ini yang kemungkinan besar melibatkan pejabat di gedung putih.
Pemunduran presiden Richard Nixon tak ayal karena hasil jerih payah oleh kedua wartawan tersebut mencari bukti yang konkrit dan dapat dipertanggungjawabkan. Layaknya Woodward jatuh di lubang lumpur menemukan emas, dia mendapatkan seorang sumber yang akurat untuk kasus ini. Semacam kata “sadap” atau “penyadapan” berhembus kencang terkait kasus negara besar mengguncang Adi Daya. Bendera merah sering kali tertancap di depan teras rumahnya, bertanda Bob Woodward membutuhkan info pada narasumbernya misterius tersebut.
“Deep Throat” sebutan seorang narasumber anomim, seorang pejabat senior di pemerintahan. Dia memberikan banyak info emas yang dapat mengguncang dunia Amerika, kata yang membuat kedua narasumber ingin menyelesaikan kasus ini yaitu “follow the money”. Tokoh pejabat ini akan memberikan informasi tanpa imbalan dengan syarat tidak membeberkan identitasnya ke publik. Persyaratan ini mengingatkan pada kode etik jurnalistik sebagai pegangan, pengatur dan pelindung untuk wartawan dan narasumber.
Uang penutup mulut, hati, dan hidup untuk membalik hal nyata menjadi palsu. Pergelakan pendapat dimana-mana muncul di sumbat dengan jutaan dana mengalir. Arus seperti ini berlangsung dimana-mana termasuk kasus yang memojokkan salah satu tokoh di pemerintahan. Terlintas berita yg beredar di negara Indonesia sekarang ini, korupsi seperti halnya kegiatan rutinan yang memihak di beberapa oposisi. Mereka mementingkan golongan yang dirasa nyaman dan banyak dukungan.
Muncul bujuk rayu dari beberapa kalangan untuk menghentikan kasus yang di tangani kedua wartawan ini. Sadap menyadap bermunculan, informasi terganggu untuk mencari sumber dan mengolah data bersama. Maju terus dalam benak dua wartawan tersebut, rasa takut menghilang secara perlahan mencari kebenaran data. Menunggu bukanlah aktivitas yang mebosankan dengan hasil memuaskan.
Melawan pemimpin nomer satu yang menjabat di suatu negara memang tidak mudah butuh keberanian yang berkobar menegakkan keadilan. Lima tersangka yang terduga terbukti bersalah satu persatu selama tahun 1974 termasuk mundurnya presiden Nixon diganti Gerald Ford menjadi presiden America ke 38. Wartawan bukan hanya menebarkan berita dari beberapa pihak tetapi proses pembuktian dan olah data penting untuk pemecahan masalah.